Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kasih Sayang Rasûlullâh kepada Anak-anak

Kasih Sayang Rasûlullâh kepada Anak-anak - Ali Zain Aljufri

Ali Zain Aljufri - Setiap orang mungkin pasti terpesona menyaksikan akhlak Rasûlullâh kepada anak-anak. Kekaguman ini akan bertambah ketika melihat besarnya tanggungjawab yang ada di pundak beliau dalam mengatur negara, memimpin pasukan, memberi putusan di antara manusia saat bernegosiasi dengan tamu negara, dan berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya. Beliau juga yang mengatur urusan kaum Muslimin, baik orang tua maupun anak-anak. Beliau menerima wahyu dari Robbal ‘Alamiin dan menyampaikannya kepada siapa saja semampu beliau. Bahkan, beliau mengirimkan surat kepada para raja dan pemimpin dunia untuk diajak masuk Islam. Dengan segenap tanggung jawab yang berat ini, beliau tetap memerhatikan anak-anak yang masih berusia belia. Hal ini tidak akan terjadi kecuali dari seorang Nabi.

Kekaguman ini akan bertambah lagi ketika kita tahu bahwa kasih sayang ini tumbuh di lingkungan yang terasa dingin menyapa bagi anak kecil. Bahkan lingkungan sekitarnya menganggap bahwa kasih sayang kepada anak kecil adalah satu bentuk kelemahan yang tak bisa diterima. Sampai-sampai seorang akan berbangga ketika dia tidak menyayangi anak-anaknya

Suatu ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mencium Hasan bin Ali di sebelah Aqra’ bin Habis. Melihat hal tersebut Aqra’ berkata:

“Sungguh saya memiliki sepuluh orang anak, tidak ada seorang pun yang pernah saya ciumi di antara mereka.” Rasûlullâh memandangnya kemudian bersabda: “Siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad)
Aqra’ mengira bahwa tanda ketegasan dan kejantanan adalah bila hati telah mengeras dan membatu, hingga ia tidak menyayangi anak kecil dan menciumi anaknya. Namun, Rasûlullâh membantahnya dengan bantahan telak yang membuatnya tidak berkutik. Sebuah jawaban yang bukan hanya dikhususkan untuk dirinya, akan tetapi menjadi kaidah prinsip dalam Islam, yaitu sebuah kalimat yang singkat:
“Siapa yang tidak menyayangi, dia tidak akan disayangi.”
Rasûlullâh sendiri tidak tahan mendengar tangisan dan rengekan anak kecil. Abu Qatadah meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasûlullâh shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab binti Rasûlullâh. Ketika hendak sujud, beliau meletakkan Umamah, ketika berdiri beliau mengambilnya kembali. (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik, dan Ad-Darimi)

Kasih sayang ini telah membuat beliau memanjangkan atau meringkaskan shalatnya hingga anak kecil bisa tetap bergembira. Kita dapat melihat kisah beliau yang menakjubkan ketika shalat berjama’ah. Dalam satu kesempatan, beliau sengaja memanjangkan sujud agar tidak mengganggu anak-anak. Diriwayatkan dari Syaddad bin Al-Had:

“Suatu ketika Rasûlullâh keluar melaksanakan shalat Isya’ sambil menggendong Hasan atau Husain. Rasûlullâh maju dan meletakkan keduanya, kemudian bertakbir untuk shalat. Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memanjangkan sujudnya di salah satu sujudnya. Ayahku berkata, ‘Aku angkat kepalaku dan ternyata sang anak kecil sedang berada di punggung Rasûlullâh ketika beliau sujud. Aku pun kembali sujud. Seusai shalat, orang-orang berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, Anda sujud lama sekali sehingga kami mengira terjadi sesuatu atau sedang turun wahyu kepadamu.’ Beliau menjawab: “Semua itu tidak terjadi. Hanya saja putraku menaiki punggungku. Aku tidak ingin mengganggunya sampai ia puas melakukannya’.” (HR Nasa’i, Ahmad, Hakim, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban)
Hal yang sebaliknya pernah pula dilakukan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang membuktikan besarnya rasa kasih sayang beliau. Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasûlullâh bersabda:
“Sungguh ketika aku telah mulai melaksanakan shalat, sedangkan aku ingin memanjangkannya. Namun aku kemudian mendengar tangisan anak kecil, maka saya pun mempercepat shalat karena saya tahu perasaan sedih ibunya disebabkan tangisan itu.” (HR Bukhari, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Abu Ya’la, dan Baihaqi)
Demikianlah Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengondisikan shalatnya sebagai bentuk kasih sayang kepada anak kecil dan ibunya.

Post a Comment for "Kasih Sayang Rasûlullâh kepada Anak-anak"