Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tipu Daya Kafir Gagal Total

Tipu Daya Kafir Gagal Total - Ali Zain Aljufri

Ali Zain Aljufri - Setiap upaya dan taktik untuk menghalangi gerakan dakwah Islam pasti menemui kegagalan. Karena Allah-lah yang melindungi Islam dan para pejuang Islam. Ibnu Hisyam dalam kitab Sirah Nabawiyah-nya menuliskan bahwa Ibnu Ishaq berkata:

“Ketika orang-orang Quraisy mengetahui bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mempunyai banyak pengikut, sahabat-sahabat di negeri lain dan melihat hijrahnya sahabat-sahabat beliau dari kaum Muhajirin ke sahabat-sahabat dari kaum Anshar, mereka pun sadar bahwa kaum Muslimin telah mendapatkan negeri dan mendapatkan perlindungan. Oleh karena itu, mereka mewaspadai hijrahnya Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ke Madinah. Mereka juga sadar bahwa kaum Muslimin telah bersatu padu untuk memerangi mereka. Karena itulah, mereka segera menggelar rapat di Daar An-Nadwah membahas Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.”
Inilah latar belakang tipu daya yang akan dilakukan kaum kafir terhadap Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mereka ketakutan dengan laju penyebaran risalah Islam dan makin bertambahnya jumlah kaum Muslimin.

Hari saat mereka membuat tipu daya itu disebut dengan “Hari Az Zahmah”. Pada hari itu, Iblis yang menjelma menjadi seorang kakek tua memasuki Daar an-Nadwah untuk mengikuti rapat. Ibnu Ishaq menceritakan:

“Pada hari tersebut, mereka berpapasan dengan iblis Laknatullah ‘Alaik yang menjelma menjadi orang tua yang berwibawa dan mengenakan pakaian tebal, kemudian ia berdiri di depan pintu Daar An-Nadwah. Ketika orang-orang Quraisy melihatnya, mereka bertanya kepadanya, ‘Bapak berasal dari mana?’ Iblis menjawab, ‘Aku warga Nejed yang mendengar bahwa kalian berjanji rapat untuk membahas Muhammad. Aku ingin hadir bersama kalian dan mendengar apa yang kalian katakan. Mudah-mudahan kalian mendapatkan pendapat dan nasihat dariku.’ Orang-orang Quraisy berkata, ‘Baik, masuklah.’ Iblis pun masuk bersama mereka.”
Rapat pun dimulai dengan pengantar salah satu dari mereka.
“Sesungguhnya persoalan orang ini (Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) adalah seperti yang kalian lihat. Demi Allah, kita tidak merasa aman jika para pengikutnya yang berasal dari selain kita menyerang kita. Oleh karena itu, buatlah kesepakatan tentang dia.”
Setelah rapat dibuka, muncul-lah berbagai pendapat. Ada yang mengusulkan supaya Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di penjara, sementara yang lain mengusulkan agar beliau diusir dan diasingkan ke negeri lain. Tetapi kedua usulan itu dimentahkan oleh Iblis berwujud manusia itu. Abu Jahal kemudian berbicara:
“Demi Allah, sesungguhnya aku mempunyai usulan yang belum kalian lontarkan.”
Para peserta rapat bertanya:
“Usulan seperti apa, wahai Abu Al-Hakam.”
Abu Jahal menjawab:
“Aku berpendapat bagaimana kalau kita ambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang tangguh, berasal dari keluarga bangsawan dan orang yang paling baik nasabnya di antara kita, kemudian setiap orang dari mereka kita beri pedang tajam, kemudian mereka semua pergi kepada dia (Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam), kemudian menebusnya seperti tebusan satu orang hingga dia tewas, kemudian kita merasa tenang setelah kematiannya. Jika para pemuda tersebut melakukan hal ini, darah Muhammad akan tercecer di banyak kabilah dan Bani Abdul Manaf tidak mampu memerangi semua kaumnya. Jika mereka meminta uang ganti rugi (diyat), mereka kita beri uang ganti rugi.”
Iblis dalam bentuk orang tua Nejed menimpali:
“Usulan yang tepat adalah usulan orang ini. Inilah pendapat yang paling tepat.”
Setelah itu orang-orang Quraisy bubar dan menyepakati usulan Abu Jahal. Itulah hasil rapat kaum kafir di Daar an-Nadwah pada hari itu. Mereka merencanakan pembunuhan terhadap Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lalu apakah tipu daya itu berhasil?

Allah Membalas Makar Mereka

Malaikat Jibril datang kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberitahukan perihal tipu daya yang telah disusun orang-orang kafir di Daar an-Nadwah. Jibril mengabarkan agar beliau (Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) pada malam itu tidak tidur di tempat yang biasanya beliau pakai tidur. Malam itu posisi tidur Rasûlullâh digantikan oleh pemuda pemberani, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajha. Rasûlullâh keluar rumah saat puluhan pemuda kafir dengan pedang terhunus di bawah pimpinan Abu Jahal mengepung rumah Beliau. Allah Subhannahu Wa Ta’ala ‘mengambil’ mata mereka hingga mereka tidak bisa melihat beliau. Rasûlullâh menghampiri mereka, mengambil segenggam tanah dan ditaburkan diatas masing-masing kepala mereka, seraya membaca firman Allah Subhannahu Wa Ta’ala:

إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ ۝ وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Sesungguhnya kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.” (QS. Yâsin: 8-9).
Keesokan harinya, para pemuda kafir itupun terbelalak. Semalaman mereka menjaga rumah Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tetapi tak berhasil mendapatkan mangsanya. Mereka hanya menemukan Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang sedang berbaring di ranjang Rasûlullâh.

Pada tengah harinya, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendatangi Sayyidina Abu Bakar As Shiddiq di rumahnya. Setelah itu keduanya keluar Makkah menuju Gua Tsur. Serangkaian perencanaan hijrah telah disiapkan secara matang. Setelah tiga hari berada di Gua Tsur, Rasûlullâh pun berhasil hijrah ke Madinah. Terbukti, tipu daya kaum kafir untuk menghabisi Rasûlullâh gagal total. Allah Subhannahu Wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.” (QS. Al Anfâl: 30)

Pada hari ini, orang-orang kafir dan orang-orang yang benci dengan syari’at-Nya juga tak lelah membuat tipu daya. Siang malam dan tanpa mengenal lelah mereka terus menerus menguras pikiran dan tenaga serta mengucurkan dananya yang melimpah untuk menghancurkan laju dakwah Islam. Stigmatisasi terorisme kepada umat Islam yang menginginkan diterapkannya Syari’ah dan Khilafah, kampanye deradikalisasi untuk melemahkan perjuangan umat Islam dan mengaburkan makna jihad, serta menghancurkan sendi-sendi ajaran Islam adalah bentuk nyata tipu daya yang dilancarkan mereka.

Sampai hari kiamat nanti, orang-orang kafir pasti akan terus membuat tipu daya untuk mencelakai kaum muslimin, khususnya para pejuang Islam. Tetapi ingat, se-dahsyat apapun tipu daya yang mereka buat pasti akan dibalas Allah Subhannahu Wa Ta’ala. Syaratnya, umat Islam tetap beriman, beramal shalih, sabar dan istiqomah di jalan perjuangan ini.

Post a Comment for "Tipu Daya Kafir Gagal Total"