Kelebihan Kata dan Harta
Ali Zain Aljufri - Membahas kejelekan orang lain, berdusta, mengadu domba, dan kehinaan lisan lainnya itu dimiliki orang tidak bisa menjaga hati dan lisannya. Kesempatan berbuat salah atau dusta tentu dimiliki oleh mereka yang banyak berbicara. Dari situlah rasa malu seseorang tergerus dan biasa mengerjakan kesalahan-kesalahan lainnya. Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
“Sesungguhnya ada seseorang yang memiliki sembilan akhlak yang mulia, dan memiliki satu akhlak yang tercela, namun sembilan akhlak yang mulia itu bisa di kalahkan dengan satu akhlak yang tercela tersebut, maka hati-hatilah kalian dengan tergelincirnya lisan.” (Tanbihu al Mughtarriin karya As-Sya’roniy halaman 83)Kondisi hati orang yang banyak berbicara sangat keras dan berakhir dengan kematian, hingga pada akhirnya hatinya selalu mendahulukan kepentingan pribadi dan syahwatnya daripada urusan ketaatan dan kecintaan pada Tuhannya. Disinilah Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berpesan untuk ummatnya agar selalu berkata baik atau diam saja jika tidak bisa menahan ucapan yang mengarah pada keburukan.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)
Ketika hati sesorang merasa cinta kepada harta bahkan berambisi untuk mengumpulkan dan menumpuknya, maka sudah pasti harta tersebut dapat melalaikannya dari ketaatan kepada Allah Ta’ala, dan ini merupakan tanda-tanda kehancuran semakin dekat. Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan bahwa harta adalah fitnah, maka wajib bagi kita untuk waspada. Jangan sampai harta itu menghancurkan kita. Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
“Sesungguhnya dinar dan dirham telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan keduanya juga membinasakan kalian.” (HR. Al-Bazzar, V/51, nomor 1612)Orang yang serakah kepada harta dan tidak menggunakannya di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala , maka orang yang demikian pasti celaka dan binasa. Ia akan mengalami kesusahan di dunia dan akhirat.
Pengagum harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat adalah orang yang paling bodoh dan paling idiot. Sebab, ia lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan, lebih mengutamakan tidur daripada terjaga, lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang daripada kenikmatan yang kekal, lebih mengutamakan rumah yang segera binasa daripada tempat tinggal yang kekal, dan menukar kehidupan yang abadi dan nyaman dengan kehidupan yang tidak lebih dari sekedar mimpi atau bayang-bayang yang segera hilang. Wallahua’lam!
Post a Comment for "Kelebihan Kata dan Harta"