Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbagi Takjil Puasa

Dokumentasi Bolo Rosho Nganjuk Berbagi Takjil Puasa

Ali Zain Aljufri - Dalam bahasa Arab, “takjil” merupakan nomina yang berarti “seketika”. Tetapi dalam bahasa kita identik dengan makanan. Terutama semua kudapan untuk berbuka puasa seperti kolak, gorengan, lontong dan lain-lain. Kata ini ditransliterasi dari instruksi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menyegerakan berbuka puasa (takjil). Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Manusia senantiasa berada di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Terlepas dari masalah itu, berbagi takjil buka puasa di tengah bahaya Corona yang merusuh dunia berbuah pahala. Sebab, makan sahur hukumnya sunnah, sementara berbuka puasa itu wajib.

Berkaitan pahala berbagi takjil buka puasa, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang membukakan orang yang berpuasa, ia mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Turmudzi)
Jadi ada peluang mendapat pahala ganda, yakni pahala puasa sendiri dan memberi makan orang berpuasa.

Berbuka dengan yang manis di inspirasi oleh sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:

“Biasanya Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbuka dengan kurma muda sebelum sholat (Maghrib). Jika tidak ada, dengan kurma matang. Jika tidak ada, dengan meneguk beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud)
Di Indonesia yang manis tidak cuma kurma tentunya. Kita dapat memilih berbagai takjil berbuka puasa.

Saat kita berbagi takjil berbuka puasa, sesungguhnya kita tidak saja akan mendapatkan pahala ganda. Melainkan lebih dari itu kita juga berbagi rasa senang dan suka cita. Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan, yakni kebahagiaan ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Tuhannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberi kita sejumlah kabar. Pertama, orang yang berbuka puasa beroleh rasa senang. Dalam kaidah manusiawi, kita bersuka cita sebab bisa menikmati makanan dan minuman yang nikmat. Lebih dari itu, bagi orang yang berbagi takjil buka puasa, dia tak cuma merasakan suka cita dikala berbuka puasa, melainkan membagi-bagikannya kepada orang lain.

Kedua, orang yang berbuka puasa mendapat suka cita sebab ada harapan kelak di akhirat berjumpa dengan Allah Subhannahu Wa Ta’ala, Tuhan yang paling dicintai dan mencintainya. Allah Subhannahu Wa Ta’ala berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ ۝ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS. al-Qiyamah : 22-23)

Ketiga, hadits ini mengajak kita supaya kita tak cuma berburu kebahagiaan badan seperti rasa kenyang secara fisikal. Namun lebih dari itu, pada fase kehidupan tertentu kita semestinya mempersiapkan diri beribadah sebaiknya-baiknya untuk mereguk rasa kenyang secara spiritual. Caranya dengan memperbanyak ibadah sosial.

Berbagi takjil berbuka puasa merupakan salah satu ibadah sosial. Dalam ibadah puasa, kita tak cuma diminta untuk menengadahkan tangan secara spiritual-vertikal ke langit, namun juga merentangkan tangan secara sosial-horisontal di bumi. Puasa melatih orang agar bersedia lapar dan agar dia bersedia berbagi.

Sebagai upaya pengajaran keluarga di tengah bahaya Corona yang melanda, kita bisa membuat agenda berbagi takjil berbuka puasa. Kita bisa mengajak isteri dan anak-anak kita membeli takjil di pinggir-pinggir jalan dan membagi-bagikannya menjelang berbuka puasa. Bisa terbayangkan alangkah indahnya apabila ini kita lakukan?

Post a Comment for "Berbagi Takjil Puasa"