Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tiga Elemen Pengurang Poin Puasa

Tiga Elemen Pengurang Poin Puasa

Ali Zain Aljufri - Hadits pada gambar di atas mengisyaratkan secara tegas bahwa hakikat shâum (puasa) itu, sebenarnya, bukanlah cuma membendung lapar dan dahaga, melainkan puasa merupakan membendung diri dari ucapan dan tindakan kotor yang merusak dan tak berguna. Termasuk juga kesanggupan untuk mengontrol diri dari cercaan dan umpatan orang lain. Itulah beberapa dari pesan Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terhadap kaum Muslimin yang berkeinginan puasanya diterima Allah Subhannahu Wa Ta’ala.

Lazimnya, orang yang berpuasa sanggup membendung diri dari makan dan minum, dari terbit fajar hingga terbenam sang surya, sehingga puasanya sah secara aturan syar’iah. Namun, banyak yang tak sanggup (mungkin juga kita) mengontrol diri dari hal-hal yang mereduksi, malahan merusak pahala puasa yang kita lakukan.

Pertama, ghibah menyebarkan keburukan orang lain, tanpa bermaksud untuk membenarkannya supaya orang lain tahu bahwa seseorang itu mempunyai cela dan keburukan yang disebarkan di televisi dan ditulis dalam berita dan majalah, lalu seluruh orang mengetahuinya. Penyebar keburukan orang lain pahalanya akan mereduksi sekalipun ia mengerjakan puasa, malahan mungkin sirna akibat perbuatan ghibah yang dijalankannya.

Kedua, mempunyai pikiran-pikiran buruk dan jahat, dan berupaya mengerjakannya, seperti berkeinginan memanfaatkan jabatan dan kedudukan untuk memperkaya diri, terus-menerus menjalankan korupsi, mengurangi takaran dan timbangan, mempersulit orang lain, dan menjalankan suap-menyuap. Apabila hal itu semua dikerjakan, tindakan tersebut malahan dapat mereduksi pahala puasa, bahkan juga dapat menghilangkan pahala serta poin-poin puasa itu sendiri.

Ketiga, sama sekali tak memiliki empati dan simpati kepada penderitaan orang lain yang sedang mengalami kelaparan atau penderitaan, miskin, dan tak memiliki apa-apa. Orang yang berpuasa, namun konsisten berlaku kikir dan bakhil, poin puasanya akan direduksi atau dihilangkan oleh Allah Subhannahu Wa Ta’ala.

Oleh sebab itu, marilah kita berpuasa dengan benar, baik secara fisik (tidak makan dan minum) ataupun memuasakan hati dan pikiran kita dari hal-hal yang buruk. Latihlah pikiran dan hati kita agar senantiasa lurus dan jernih, disertai dengan sensitifitas sosial yang kian tinggi. Berusahalah menolong orang-orang yang sedang mengalami kesusahan hidup. Wallahua’lam!

Post a Comment for "Tiga Elemen Pengurang Poin Puasa"