Requerdos de la Alhambra
Ali Zain Aljufri - Di Andalusia yang menjadi destinasi andalan Spanyol itu memang bukan cuma ada Alhambra, ada Cordoba, Sevilla, bahkan juga Cardiz (pelabuhan tua daerah para pelaut Arab dan Italia) begitu juga Gothik yang lazim sebagai tempat berlabuh di abad-abad silam. Namun primadona liburan di sana tetap Alhambra.
Pernah mendengar dentingan gitar yang melantunkan “Requerdos de la Alhambra”? Itu merupakan permainan gitar klasik dengan petikan yang benar-benar khusus, tiap-tiap dawai dipetik kecil tiga kali dengan cepat. Sang penggubah musik itu, di suatu malam di Abad Pertengahan, menatap Alhambra dari sebuah jarak. Kerlap-kerlip lentera dari jendela-jendela Alhambra terus mengusiknya. Sedemikian memikat suasana itu baginya. Kerlap-kerlip lentera bahkan dia terjemahkan dalam wujud petikan khusus pada gitar. Sebuah karya yang sanggup mengabadikan suasana Alhambra melintasi waktu dan benua.
Sekarang, sesudah cahaya listrik menggantikan lentera, Alhambra tetaplah memikat. Alhambra secara konsisten menjadi magnet bagi pelancong. Terutama bagi yang menghargai estetika sejati dan peradaban. Istilah Alhambra tertuju pada sekelompok bangunan lama yang menyusun kota kecil di pebukitan La Sabica, Spanyol Selatan. Nuansa merah bangunan istana, secara khusus ketika tertempa cahaya pagi sang surya, yang membuat wilayah itu disebut “Alhambra”.
Pada Abad ke-8, beberapa puluh tahun sesudah Tariq bin Ziyad dan para muslim Maroko menginjakkan kaki di Andalusia (711 M), Alhambra mulai dibangun. Mula-mula hanya berupa benteng kecil. Abad demi abad, benteng itu dimaksimalkan sampai abad 11, dan sekarang bertahan menjadi komponen paling tua Alhambra (Alcazabad). Begitulah sebutan kelompok bangunan paling tua ini. Salah satu dari empat blok di wilayah Alhambra.
Tiga komponen lainnya merupakan istana Dinasti Nasrid, komplek taman dan air mancur untuk keluarga istana, serta istana Carlos V. Istana itu dibangun oleh Muhammad Al-Ahmar, pada 1238 M yang kemudian dilanjutkan sang putra. Satu abad kemudian Alhambra dimaksimalkan lagi oleh Pangeran Yusuf I dan Muhammad V. Detail keempat adalah satu-satunya komponen Kristen Alhambra, yang dibangun baru-baru ini.
Goresan ornamen khas peradaban Islam mewarnai tiap-tiap lekuk Alhambra. Torehan simetri bercorak tanaman mengukir dinding-dinding batu cadas. Air bening mengalir di parit kecil di tengah lantai selasar, dan berujung ke mulut patung lingkaran Singa di plaza tengah. Tulisan Arab “Laa ghaliba illallah” (tiada kejayaan kecuali Allah) terpahat di beberapa dinding. Sebuah motto yang mengingatkan pasukan yang tengah mabuk kemenangan untuk tak besar kepala.
Luangkan waktu sehari penuh untuk mencerna estetika demi estetika itu. Jangan pula lupa menengok dari jendela ke bawah sana, daerah kota Granada terbingkai estetika alam sekelilingnya. Tiap-tiap sudut wilayah ini, menawarkan estetika khas panorama tanah Andalusia.
Di Alhambra ini, para arsitek muslim telah mengukir potret diri kejayaan Islam selama delapan abad di tanah Spanyol. Di sini mereka membuat tonggak untuk menyebarkan peradaban yang mencerahkan Eropa yang ketika itu masih terlilit zaman kegelapan. Di sini mereka menorehkan pandangan baru bagi para terpelajar Nasrani untuk melahirkan kebangkitan yang memakmurkan dunia seperti saat ini.
Bukan semata estetika fisik yang mampu diberi Alhambra, melainkan sentuhan batiniah. Ada kehalusan budi di balik eksistensi wilayah lama ini. Ada pula air mata serta ketidakpedulian manusia.
Alhambra merupakan salah satu saksi dikala perjalanan peradaban dipaksa dihentikan. Yaitu dikala terjadi inkuisisi, ketika warga Muslim dan Yahudi Andalusia dikejar-kejar dan dihabisi setelah pasangan Raja Ferdinand-Ratu Isabella merebut kekuasaan terakhir Islam pada 1492 M. Sebuah penaklukan yang memulai pejajahan Barat kepada Timur pada setengah akhir milenium kedua.
Alhambra sempat pula diporakporandakan tentara Napoleon setelah mereka menjadikannya sebagai barak. Hal ini sempat pula dikotori oleh para para pencuri dan pengemis yang bertahun-tahun mendudukinya, sekitar dua abad silam. Syukurlah, lebih dari satu abad silam Alhambra difungsikan kembali sebagai monumen peradaban.
Ada estetika, sejarah dan kehalusan budi pada bintang Andalusia ini. Ada peradaban yang tidak mudah didapat di daerah lainnya. Sebuah daerah yang pantas untuk kita mengenangnya.
Post a Comment for "Requerdos de la Alhambra"