Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teladan Wanita Taat Syari’at

Teladan Wanita Taat Syari’at

Ali Zain Aljufri - Tahukan Anda, kaum yang pertama kali tanpa ragu menerima dakwah Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam? Memiliki peranan yang besar dalam dakwah Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam? Ya, tentunya kaum Anshar. Kaum Anshar merupakan penduduk asli Madinah dan mereka pula sebagai penolong (kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Kaum Muhajirin bahkan menetap di Madinah, dan bahkan Anshar menyambutnya dengan tangan terbuka dan penuh sukacita.

Memandang sikap terbuka dari kaum Anshar, Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada akhirnya mempersaudarakan mereka. Subhanallah, kecintaan dan kedermawanan kaum Anshar terhadap saudaranya amat nampak. Kaum Anshar benar-benar antusias mendapatkan saudara-saudara seiman mereka. Sehingga pada akhirnya mereka membagi tempat tinggal dan makanan dengan sepenuh hati. Bahkan, mengutamakan segala sesuatu bagi kaum Muhajirin melebihi diri mereka sendiri. Tidak heran apabila Allah Subhannahu Wa Ta’ala mengabadikannya dalam Al-Qur’an:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr : 9)
Tetapi, jangan salah, kaum wanita Anshar juga memiliki peranan yang benar-benar berdampak pada Islam seperti halnya kaum lelakinya. Wanita Anshar amat familiar dalam kepatuhan dan ketaatan melaksanakan syari’at-Nya. Dikala Allah dan Rasul-Nya memerintahkan sesuatu maka, “Sami’na wa atha’na” (kami dengar dan kami taat).

Hal ini membuat Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha memuji mereka. Al-Bukhari meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata:

“Semoga Allah merahmati kaum wanita yang hijrah pertama kali, ketika Allah menurunkan firman-Nya, “Dan hendaklah mereka mengenakan kain kerudung mereka diulurkan ke kerah baju mereka.” Maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka dengannya.”
Demikian juga Abu Dawud telah mengeluarkan hadits dari Shafiyah binti Syaibah dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
“Sesungguhnya beliau Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, menuturkan wanita Anshar, kemudian beliau memuji mereka dan berkata tentang mereka dengan baik. Beliau Rasûlullâh Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata, Ketika diturunkan surah An-Nur ayat 31 (tentang kewajiban memakai kerudung), maka mereka mengambil kain sarungnya kemudian merobeknya dan menjadikannya sebagai kain penutup kepala.”
Masya Allah, dikala turun ayat yang berkenaan dengan instruksi berkerudung, wanita Anshar bersegera, tanpa ragu lagi untuk mengerjakannya. Wanita Anshar merupakan cerminan wanita shalihah yang taat syari’at. Mereka senantiasa taat dan atas atas instruksi Allah dan senantiasa berupaya menjauhi yang dilarang-Nya.

Sebagai Muslimah, apakah kita telah melakukan sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taat) atas instruksi dan larangan Allah Subhannahu Wa Ta’ala, seperti halnya wanita Anshar? Karenanya, belajarlah dari kaum wanita Anshar. Semoga Allah memberikan keridhoan dan keistiqomahan terhadap kita dalam kepatuhan dan ketaatan atas syari’at-Nya.

Post a Comment for "Teladan Wanita Taat Syari’at"